Top Ads

Resensi Buku - INFERNO

INFERNO, Jurang Neraka Tanpa Dasar

Novel Inferno (Neraka) karya Dan Brown ini memiliki hubungan erat dengan mahakarya sastra Italia, Divina Commedia atau yang dikenal dengan nama Divine Comedy dalam bahasa Inggris. Puisi karya sastrawan besar Italia, Dante Alighieri, ini menceritakan perjalanan Dante—yang dipandu oleh Virgil—dalam mengunjungi tiga alam, Inferno (neraka), Purgatorio (api penyucian), dan Paradiso (surga). Inferno, yang merupakan awal dari karya ini adalah judul yang dipilih oleh Dan Brown untuk novel terbarunya.

Sejak bulan Mei 2012, Brown memang telah mengumumkan bahwa ia sedang menulis sebuah buku baru, meskipun ia menutupi topik yang sedang ditulisnya. Brown baru mengungkapkan lebih banyak informasi—menjelang penerbitan—bahwa novel ini akan berlatar di Eropa, di salah satu tempat paling mengagumkan yang pernah dikunjungi olehnya. Sama seperti Angels & Demon, Brown kembali menggunakan Italia sebagai latar novelnya, dan melanjutkan petualangan professor sejarah seni dan simbologi favorit, Robert Langdon.


Divine Comedy, yang menjadi inspirasi Brown dalam menulis Inferno, merupakan salah satu mahakarya di dunia kesusastraan, yang ditulis Dante di antara tahun 1308-1321. Yang menjadi misteri, menurut Italian Dante Society, saat itu tidak ada satu pun naskah asli Dante yang selamat, meskipun tertinggal salinan yang merupakan sisa dari cetakan sebelumnya.

Cerita novel thriller yang penuh dengan trik dan petualangan menegangkan ini berawal saat tengah malam, Robert Langdon terbangun di rumah sakit dan syok saat mendapati dirinya ada di Florence, Italia. Padahal, ingatan terakhirnya adalah berjalan pulang setelah memberi kuliah di Harvard. Belum sempat Langdon memahami keganjilan ini, dunianya meledak dalam kekacauan. Di depan mata, dokter yang merawatnya ditembak mati. Langdon berhasil lolos berkas Sienna Brooks, seorang dokter muda yang penuh rahasia.

Dalam pelarian, Langdon menyadari bahwa dia memiliki sebuah stempel kuno berisi kode rahasia ciptaan ilmuwan fanatik yang terobsesi pada kehancuran dunia berdasarkan mahakarya terhebat yang pernah ditulis—Inferno karya Dante. Ciptaan genetis ilmuwan tersebut mengancam kelangsungan umat manusia, Langdon harus berpacu dengan waktu memecahkan teka-teki yang berkelindan dalam puisi-puisi gelap Dante Alighieri. Belum lagi, dia harus menghindari sepasukan tentara berseragam hitam yang bertekad menangkapnya.

Langdon seperti menempatkan dirinya seperti jutaan manusia lainnya, bersalah untuk hal ini. Ketika berhadapan dengan masalah dunia, penyangkalan menjadi pandemik global. Langdon berjanji bahwa dia tidak akan pernah melupakannya hal ini. “Tempat tergelap di neraka dicadangkan bagi mereka yang tetap bersikap netral di saat krisis moral.” Bagi Langdon, makna kata-kata tersebut tidak pernah sejelas saat ini: “Dalam masa berbahaya, tidak ada dosa yang lebih besar daripada tetap diam.”

Inilah karya Dan Brown berikutnya setelah sukses dengan The Da Vinci Code, novel yang paling banyak dibaca sepanjang waktu, dan juga bestseller internasional The Lost Symbol, Angels & Demons, Deception Point, dan Digital Fortress. Sekali lagi dia menunjukkan kegeniusannya mengolah sejarah, seni, kode, dan simbol dalam sebuah kisah Inferno, yang kembali menegaskan kejayaannya sebagai perajut kisah yang luar biasa.

Judul : INFERNO
Penulis : Dan Brown
Penerjemah : Ingrid Dwijni Nimpoeno dan Berliani Mantili Nugrahani
Diterbitkan : Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka)
Cetakan I : September 2013
Jumlah Halaman : 644 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15,5 x 23,5 cm
Kategori : Novel

(Suro Prapanca)
Bandung, 11 Oktober 2013
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 13 Oktober 2013

Belum ada Komentar untuk "Resensi Buku - INFERNO "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

banner 728x90

Iklan Bawah Artikel