Resensi Buku - The Court of The Lion
Novel Sejarah Berlatar Dinasti Tang
The Court of The Lion, sebuah novel sejarah yang berlatar Dinasti Tang di Cina. Dinasti yang hampir menguasai seluruh daratan Cina pada 618 – 907 M. Dinasti Tang adalah satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang sejarahnya. Kisah Cina abad kedelapan yang rumit tersingkap secara perlahan-lahan bagaikan bunga teratai yang mekar di dalam novel memikat ini.
Sejarah mencatat, Dinasti Tang yang menguasai Cina setelah menggantikan Dinasti Sui yang berumur pendek, didirikan oleh keluarga Li. Li Yuan mendirikan dinasti ini pada tahun 618 dan menetapkan Chang'an sebagai ibu kota dinasti ini.
Novel setebal 928 halaman ini adalah bagian akhir (ketiga) dari The Court of The Lion, menggambarkan cerita secara dramatis dan memukau, menghidupkan intrik yang mengelilingi Dinasti Tang, lengkap dengan liku-liku kisah tentang cinta, kesetiaan, kekuasaan, keberanian, dan pengkhianatan.
Ditulis dengan mendetail dan melalui peneletian yang cermat terhadap sejarah, karakter-karakter dan peristiwa sehingga novel ini begitu nyata sekaligus menghibur. Dikisahkan, An Lu-shan semakin dicintai oleh Sang Kaisar dan Istri Kesayangan, bahkan diangkat menjadi anak dengan gelar “Bayi Keberuntungan”. Kemenangan demi kemenangan yang diraihnya dalam peperangan di wilayah utara semakin membuat popularitas dan karier militer Sang Jenderal Barbar itu tidak terbendung sekaligus membuat Yang Kuo-chung dan Kao Li-shih semakin khawatir akan kelicikan dan tipu dayanya dalam memanfaatkan kebaikan Sang Kaisar.
Sementara itu, kesehatan Perdana Menteri Li Lin-fu yang semakin memburuk di satu sisi menjadi kabar baik, tetapi di sisi lain menjadi kabar buruk karena dialah satu-satunya yang ditakuti oleh An Lu-shan.
Dan, bagaimana jadinya bila kekuatan An Lu-shan semakin meningkat sementara kekuatan Sang Kaisar semakin melemah, terlena dalam petualangan cintanya dengan Istri Kesayangan? Apa yang harus dilakukan Kao Li-shih dan Yang Kuo-chung demi menyelamatkan kekaisaran dari ancaman musuh di perbatasan dan para pengkhianat di dalam istana?
Kolosal, menghanyutkan dalam intensitas, dan dihidupkan dengan begitu cemerlang. Penuh dengan warna … sangat menarik … misteri, roman, dan petualangan bercampur dengan sejarah dalam novel tak terlupakan tentang cinta, kekuasaan, dan pengkhianatan.
Tentu saja, penuturan kisah Eleanor Cooney dan Daniel Altieri dalam novel ini tentu tidak akan terasa begitu lancar dinikmati para pencinta novel di Tanah Air, tanpa peran penerjemah Fahmy Yamani, penyunting Adi Toha, dan pemeriksa aksara Dian Pranasari.
Judul : The Court of The Lion Diterjemahkan dari : The Court of The Lion
ISBN : 978-979-024-382-8
Karya : Eleanor Cooney dan Daniel Altieri
Penerjemah : Fahmy Yamani
Diterbitkan : PT Serambi Ilmu Semesta
Cetakan I : Oktober 2012
Tebal : 928 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kategori : Novel
Bandung, 11 Januari 2012 Suro Prapanca
The Court of The Lion, sebuah novel sejarah yang berlatar Dinasti Tang di Cina. Dinasti yang hampir menguasai seluruh daratan Cina pada 618 – 907 M. Dinasti Tang adalah satu dari tiga dinasti yang paling berpengaruh di Cina sepanjang sejarahnya. Kisah Cina abad kedelapan yang rumit tersingkap secara perlahan-lahan bagaikan bunga teratai yang mekar di dalam novel memikat ini.
Sejarah mencatat, Dinasti Tang yang menguasai Cina setelah menggantikan Dinasti Sui yang berumur pendek, didirikan oleh keluarga Li. Li Yuan mendirikan dinasti ini pada tahun 618 dan menetapkan Chang'an sebagai ibu kota dinasti ini.
Novel setebal 928 halaman ini adalah bagian akhir (ketiga) dari The Court of The Lion, menggambarkan cerita secara dramatis dan memukau, menghidupkan intrik yang mengelilingi Dinasti Tang, lengkap dengan liku-liku kisah tentang cinta, kesetiaan, kekuasaan, keberanian, dan pengkhianatan.
Ditulis dengan mendetail dan melalui peneletian yang cermat terhadap sejarah, karakter-karakter dan peristiwa sehingga novel ini begitu nyata sekaligus menghibur. Dikisahkan, An Lu-shan semakin dicintai oleh Sang Kaisar dan Istri Kesayangan, bahkan diangkat menjadi anak dengan gelar “Bayi Keberuntungan”. Kemenangan demi kemenangan yang diraihnya dalam peperangan di wilayah utara semakin membuat popularitas dan karier militer Sang Jenderal Barbar itu tidak terbendung sekaligus membuat Yang Kuo-chung dan Kao Li-shih semakin khawatir akan kelicikan dan tipu dayanya dalam memanfaatkan kebaikan Sang Kaisar.
Sementara itu, kesehatan Perdana Menteri Li Lin-fu yang semakin memburuk di satu sisi menjadi kabar baik, tetapi di sisi lain menjadi kabar buruk karena dialah satu-satunya yang ditakuti oleh An Lu-shan.
Dan, bagaimana jadinya bila kekuatan An Lu-shan semakin meningkat sementara kekuatan Sang Kaisar semakin melemah, terlena dalam petualangan cintanya dengan Istri Kesayangan? Apa yang harus dilakukan Kao Li-shih dan Yang Kuo-chung demi menyelamatkan kekaisaran dari ancaman musuh di perbatasan dan para pengkhianat di dalam istana?
Kolosal, menghanyutkan dalam intensitas, dan dihidupkan dengan begitu cemerlang. Penuh dengan warna … sangat menarik … misteri, roman, dan petualangan bercampur dengan sejarah dalam novel tak terlupakan tentang cinta, kekuasaan, dan pengkhianatan.
Tentu saja, penuturan kisah Eleanor Cooney dan Daniel Altieri dalam novel ini tentu tidak akan terasa begitu lancar dinikmati para pencinta novel di Tanah Air, tanpa peran penerjemah Fahmy Yamani, penyunting Adi Toha, dan pemeriksa aksara Dian Pranasari.
Judul : The Court of The Lion Diterjemahkan dari : The Court of The Lion
ISBN : 978-979-024-382-8
Karya : Eleanor Cooney dan Daniel Altieri
Penerjemah : Fahmy Yamani
Diterbitkan : PT Serambi Ilmu Semesta
Cetakan I : Oktober 2012
Tebal : 928 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kategori : Novel
Bandung, 11 Januari 2012 Suro Prapanca
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 13 Januari 2013
Belum ada Komentar untuk "Resensi Buku - The Court of The Lion"
Posting Komentar